Fisioterapi.umsida.ac.id – Carpal Tunnel Syndrome (CTS) menjadi salah satu gangguan muskuloskeletal yang sering dialami pekerja maupun ibu rumah tangga. Penelitian tim Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memberikan harapan baru dengan membuktikan bahwa teknik mobilisasi saraf medianus mampu menurunkan nyeri sekaligus meningkatkan fungsi tangan pasien.
Baca Juga: Kolaborasi ITS dan Umsida Perkuat Kader Posyandu untuk Generasi Sehat
“Mobilisasi saraf terbukti efektif sebagai terapi konservatif untuk penderita CTS, terutama pada tingkat ringan hingga sedang,” jelas Herista Novia Widanti, salah satu peneliti.
Mengapa CTS Perlu Penanganan Tepat dengan Teknik Mobilisasi

CTS terjadi akibat kompresi saraf medianus di pergelangan tangan. Kondisi ini menimbulkan gejala nyeri, kesemutan, hingga mati rasa yang dapat mengganggu aktivitas harian.
Responden dalam riset ini, seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun dengan riwayat bekerja sebagai pencetak perhiasan perak selama 25 tahun, mengaku kesulitan menulis, membuka toples, bahkan mengancingkan baju akibat nyeri berkepanjangan.
“Sudah enam bulan terakhir saya merasa nyeri, kesemutan, dan kebas di kedua tangan. Bahkan pekerjaan rumah sederhana jadi terasa berat,” tuturnya.
Melihat kondisi ini, tim peneliti mencoba memberikan intervensi berbasis Median Nerve Mobilization Techniques selama empat minggu.
Latihan dilakukan dua kali seminggu dengan kombinasi teknik sliders dan tensioning yang berfokus pada penguluran saraf.
Hasil Penelitian yang Mengesankan
Setelah delapan kali pertemuan, perubahan signifikan terjadi. Tingkat nyeri yang awalnya berada pada kategori sedang hingga berat, berangsur turun menjadi ringan hingga sedang.
Pada pengukuran menggunakan Numerical Rating Scale (NRS), nyeri gerak responden berkurang dari angka 7 (berat) menjadi 4 (sedang).
Sementara itu, pengukuran dengan Boston Carpal Tunnel Questionnaire (BCTQ) juga menunjukkan peningkatan fungsi tangan.
Nilai Functional Status Scale turun dari 19 (sedang) menjadi 14 (ringan), menandakan pasien lebih mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
Herista menegaskan, “Latihan mobilisasi saraf tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga memperbaiki fungsi mekanik saraf medianus sehingga pasien lebih mudah beradaptasi dengan aktivitas harian.”
Penelitian ini juga menegaskan bahwa mobilisasi saraf memiliki efek hipoalgesik, yakni mampu menekan sinyal nyeri yang dikirimkan ke otak. Selain itu, teknik ini membantu memperlancar aliran darah dan mendorong regenerasi saraf lebih cepat.
Rekomendasi Konservatif untuk Pasien CTS

Berdasarkan temuan ini, tim Fisioterapi Umsida merekomendasikan mobilisasi saraf sebagai solusi konservatif untuk penderita CTS derajat ringan hingga sedang.
Pada fase akut, teknik sliders dinilai lebih aman karena tidak menimbulkan ketegangan berlebih. Sedangkan pada fase kronis, teknik tensioning bisa ditambahkan untuk meningkatkan fleksibilitas saraf.
“Pemberian teknik mobilisasi saraf harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Dengan pendekatan yang tepat, terapi ini bisa menjadi alternatif non-bedah yang efektif,” ujar Faradiva Fannysah Zahwa, peneliti lainnya.
Dengan hasil positif ini, penelitian Fisioterapi Umsida menegaskan pentingnya terapi konservatif sebelum pasien dipertimbangkan untuk operasi.
Mobilisasi saraf medianus tidak hanya membantu pasien mengurangi nyeri, tetapi juga memberi peluang pemulihan fungsi tangan tanpa risiko prosedur bedah.
Baca Juga: Rahasia EPOC Mengapa Metabolisme Tetap Bekerja Meski Latihan Sudah Selesai
Riset Fisioterapi Umsida membuktikan bahwa Median Nerve Mobilization Techniques adalah solusi ilmiah yang efektif untuk menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi tangan penderita CTS.
Dengan latihan sederhana namun terstruktur, pasien bisa merasakan perubahan nyata dalam aktivitas sehari-hari.
“Terapi ini bisa menjadi pilihan utama sebelum operasi, karena terbukti aman, efektif, dan mudah diaplikasikan,” simpul tim peneliti.
Sumber: Herista Novia
Penulis: Novia