Fisioterapi.umsida.ac.id – Masa pra-sekolah sering disebut sebagai periode “golden age,” yaitu masa kritis di mana stimulasi yang tepat dapat membawa dampak besar bagi perkembangan anak. Pada tahap ini, kemampuan koordinasi motorik halus, khususnya antara mata dan tangan, menjadi salah satu aspek terpenting untuk mendukung berbagai keterampilan belajar anak. Brain Gym bukan hanya untuk koordinasi ini tidak hanya membantu anak dalam aktivitas sehari-hari seperti menggambar atau menulis, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan kemampuan kognitif mereka, termasuk kemampuan membaca, berhitung, dan seni berbahasa.
Baca juga: Peran Mahasiswa Fisioterapi Fikes Umsida di COMMSPROT 2024: Jaga Performa Atlet Futsal
Penelitian terbaru menegaskan bahwa koordinasi mata dan tangan melibatkan proses neurologis yang kompleks, di mana otak memproses rangsangan visual dan mengubahnya menjadi gerakan yang terkoordinasi. Sistem visual bekerja sama dengan otot tangan untuk menghasilkan respons yang sesuai terhadap rangsangan eksternal. Jika koordinasi ini tidak distimulasi dengan baik pada usia dini, anak dapat mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik yang lebih kompleks di masa depan.
Untuk mengoptimalkan perkembangan ini, berbagai pendekatan stimulasi telah diperkenalkan, salah satunya adalah Brain Gym. Metode ini menjadi populer karena kesederhanaannya serta dampaknya yang signifikan dalam meningkatkan koordinasi motorik halus pada anak usia dini.
Brain Gym Sebagai Metode Efektif untuk Anak Pra-Sekolah
Brain Gym adalah metode latihan gerakan sederhana yang dirancang untuk mengaktivasi koneksi antara kedua hemisfer otak. Metode ini terbukti meningkatkan koordinasi mata dan tangan serta mendukung berbagai fungsi kognitif, seperti konsentrasi, fokus, dan daya ingat. Penelitian yang dilakukan oleh Herista Novia Widanti bersama timnya menguji efektivitas Brain Gym pada 12 anak usia 5-6 tahun melalui latihan selama 6 minggu.
Dalam penelitian tersebut, anak-anak melakukan gerakan Brain Gym tiga kali seminggu, meliputi “double doodle”, “cross crawl”, “lazy 8”, dan “the elephant”. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan pada koordinasi motorik mereka. Pengukuran dilakukan menggunakan Purdue Pegboard Test, yang mengamati kemampuan tangan dominan, tangan tidak dominan, kedua tangan, dan kemampuan merakit. Sebelum latihan, rata-rata skor tangan dominan anak adalah 11,666, sementara setelah latihan meningkat menjadi 13,250 (p < 0,001). Hasil serupa juga ditemukan pada kategori lainnya, menunjukkan bahwa latihan Brain Gym efektif dalam meningkatkan koordinasi motorik anak.
Gerakan Brain Gym bekerja dengan mengaktifkan kedua belahan otak secara simultan, merangsang area otak yang bertanggung jawab atas keterampilan motorik. Salah satu gerakan yang paling signifikan adalah “hook-ups,” yang membantu menyeimbangkan kedua hemisfer otak. Gerakan ini tidak hanya meningkatkan keseimbangan dan koordinasi, tetapi juga mendukung kreativitas dan kemampuan problem-solving anak. Dengan melibatkan seluruh dimensi otak, Brain Gym membantu anak untuk lebih fokus dalam aktivitas belajar, sekaligus meningkatkan performa mereka dalam berbagai aspek.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Metode Brain Gym
Meski Brain Gym terbukti efektif, penelitian ini juga menemukan bahwa keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, seperti status gizi, kondisi emosional, dan kemampuan intelektual anak. Anak dengan status gizi baik cenderung lebih responsif terhadap latihan dibandingkan mereka yang mengalami kekurangan gizi. Gizi yang cukup memainkan peran penting dalam menunjang daya tahan tubuh dan kemampuan belajar anak. Sebaliknya, anak-anak dengan kondisi kesehatan kurang optimal cenderung lesu selama latihan, yang berdampak pada hasil yang kurang maksimal.
Kemampuan intelektual juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi efektivitas latihan. Anak-anak dengan tingkat IQ yang lebih tinggi cenderung lebih cepat memahami instruksi, sehingga proses latihan berlangsung lebih efektif. Selain itu, tingkat kecerdasan emosional (EQ) yang baik juga memainkan peran penting dalam menjaga konsentrasi dan motivasi anak selama latihan.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya lingkungan yang kondusif dalam mendukung keberhasilan Brain Gym. Anak yang mendapatkan dukungan dari keluarga dan sekolah cenderung lebih antusias dan termotivasi untuk mengikuti latihan. Di sisi lain, beberapa anak yang memiliki tantangan emosional atau motivasi rendah memerlukan pendekatan khusus untuk meningkatkan antusiasme mereka.
Brain Gym adalah pendekatan inovatif yang dapat membantu meningkatkan koordinasi motorik halus, khususnya antara mata dan tangan, pada anak usia dini. Dengan metode yang sederhana namun efektif, Brain Gym tidak hanya mendukung perkembangan motorik tetapi juga fungsi kognitif anak. Meski demikian, keberhasilannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti status gizi, kondisi emosional, dan kemampuan intelektual anak. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan stimulasi fisik, nutrisi, dan dukungan emosional diperlukan untuk memastikan anak mendapatkan manfaat maksimal dari latihan ini.
Sumber: Bagas Anjasmara Efektivitas Pemberian Latihan Brain Gym Terhadap Peningkatan Koordinasi Mata dan Tangan Pada Anak Pra-Sekolah
Penulis: Ayunda H