Fisioterapi.umsida.ac.id – Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengungkap fakta menarik, tubuh tetap membakar energi lebih banyak meski dalam kondisi istirahat setelah latihan. Fenomena ini dikenal sebagai Excess Post-exercise Oxygen Consumption (EPOC).
“Latihan interval tidak menunjukkan perubahan signifikan pada 30 menit pertama, tetapi peningkatan bermakna terjadi setelah 22–24 jam pasca latihan,” tulis tim peneliti dalam laporannya.
EPOC dan Hubungannya dengan Obesitas

Obesitas menjadi masalah kesehatan global yang dipicu oleh ketidakseimbangan energi: asupan lebih besar daripada energi yang dikeluarkan.
Pada perempuan obesitas, kondisi ini diperparah dengan Basal Metabolic Rate (BMR) yang lebih rendah dibanding laki-laki karena massa otot lebih sedikit dan proporsi lemak lebih tinggi.
EPOC hadir sebagai fenomena yang menjanjikan. Sederhananya, EPOC adalah kondisi ketika tubuh tetap menggunakan oksigen lebih banyak setelah latihan selesai.
Artinya, pembakaran energi masih terus berjalan meski tubuh sudah kembali beristirahat. Penelitian menegaskan, “Pada orang obesitas, keluaran energi lebih rendah dibandingkan individu normal. Oleh karena itu, aktivitas fisik dengan pola interval dapat mendorong peningkatan energi total baik secara akut maupun kronis”.
Dengan kata lain, EPOC menjadi kunci penting dalam strategi menurunkan risiko obesitas, karena membantu tubuh membakar kalori lebih lama setelah olahraga berakhir.
Temuan Penelitian: Latihan Interval dan Efek EPOC
Penelitian dilakukan dengan melibatkan tujuh perempuan berusia 19–32 tahun yang bekerja di Surabaya.
Mereka menjalani latihan interval intensitas sedang dengan target 75–85% denyut jantung maksimal, disusun dalam delapan siklus, masing-masing tiga menit latihan dengan satu menit istirahat.
Latihan diawali pemanasan dan diakhiri pendinginan agar aman bagi tubuh.
Pengukuran BMR dilakukan tiga kali: sebelum latihan (pretest), 30 menit setelah latihan (posttest 1), dan 22–24 jam setelah latihan (posttest 2). Hasilnya cukup mengejutkan:
Pretest – Posttest 1 (30 menit setelah latihan): tidak ada peningkatan signifikan.
Posttest 1 – Posttest 2 (22–24 jam setelah latihan): terjadi peningkatan bermakna dengan nilai p=0,02.
Pretest – Posttest 2: juga menunjukkan peningkatan signifikan (p=0,04).
Artinya, tubuh para subjek penelitian menunjukkan respon metabolisme yang lebih tinggi sehari setelah latihan.
Tim peneliti menegaskan, “Terjadi peningkatan signifikan pada hari kedua setelah latihan interval dibandingkan BMR hari pertama”.
Hasil ini menjelaskan bagaimana EPOC bekerja: bukan pada saat latihan saja, tetapi pada periode pemulihan setelahnya.
Oksigen yang dibutuhkan tubuh tetap tinggi karena harus memulihkan cadangan energi, memperbaiki jaringan otot, dan menyeimbangkan fungsi tubuh.
Latihan Interval Intensitas Sedang: Aman dan Efektif
Tidak semua orang obesitas mampu atau aman menjalani latihan intensitas tinggi. Menurut rekomendasi American College of Sports Medicine, latihan interval dengan intensitas sedang adalah pilihan terbaik. Intensitas ini cukup menantang untuk memicu EPOC, namun tidak terlalu berat sehingga aman dilakukan oleh perempuan dengan obesitas.
Selain meningkatkan BMR, latihan interval juga memacu jumlah mitokondria dalam sel, yang berperan penting dalam pembakaran energi.
“Metabolisme tubuh meningkat sehingga makin banyak lemak yang digunakan sebagai sumber pembakaran, bahkan saat istirahat,” tulis laporan penelitian.
Fenomena EPOC ini membuat latihan interval tidak hanya efektif saat dilakukan, tetapi juga memberi dampak berkelanjutan setelah latihan selesai. Dengan kata lain, satu sesi latihan mampu memberikan efek positif hingga keesokan harinya.
Penelitian fisioterapi dari Umsida membuktikan bahwa fenomena EPOC adalah rahasia penting di balik efektivitas latihan interval intensitas sedang pada perempuan obesitas.
Tubuh tetap membakar energi meski latihan telah selesai, dengan peningkatan signifikan pada 22–24 jam setelah aktivitas.
Baca Juga: Terapkan R.I.C.E untuk Pemulihan yang Lebih Cepat, Cedera Otot Tidak Lagi Menghalangi!
Latihan interval intensitas sedang bukan hanya aman, tetapi juga memberi keuntungan metabolik jangka panjang. “Latihan interval tidak hanya membakar energi saat dilakukan, tetapi juga menjaga metabolisme tetap aktif setelahnya,” ungkap tim peneliti.
Dengan memahami rahasia EPOC, perempuan obesitas dapat lebih termotivasi untuk berolahraga. Latihan interval yang teratur dapat menjadi strategi sehat dan berkelanjutan untuk meningkatkan metabolisme, menekan risiko obesitas, dan memperbaiki kualitas hidup.